Tentang kebahagiaan sebelum peristiwa Tsunami 1994. Di mana keluarga Bapak Purnomo masih utuh dan penuh canda tawa setiap harinya. Meskipun 'Bahagia' yang disematkan di atas masih harus dipertan…
Perihal kematian hanya Tuhan yang tahu. Namun, jika kehilangan karena kematian terus-menerus dihadapkan. Siapa yang berani berteriak 'ikhlas? Gelombang tsunami merenggut lima raga tanpa permisi, b…
Peristiwa yang menghancurkan seluruh kota dalam waktu singkat. Tujuh raga paling menyedihkan menjadi saksi bagaimana gilanya gelombang pasang malam itu. Malam terakhir penuh bintang, seindah sen…
Apa yang kau lihat di savana? Rerumputan? Satu-dua pohon yang meranggas? Atau sapi dan kuda yang tengah merumput? Apa yang kau rasakan ketika di savana? Panas? Udara kering yang membuat dahaga? …
Badai kembali membungkus kampung kami. Kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. Inilah kami, Si Anak Badai. Tekad kami sebesar badai. Tidak pernah kenal kata menyerah. B…
"Kau anak paling kuat di keluarga ini, Amelia. Bukan kuat secara fisik, tapi kuat dari dalam. Kau adalah anak yang paling teguh hatinya, paling kokoh pemahaman baiknya. Kau menyayangi sekitar, dan …
" Aku Eliana, si anak pemberani, anak sulung Bapak dan Mamak yang akan menjadi pembela kebnaran dan keadilan. Berdiri paling gagah, paling depan." Buku ini tentang Eliana, anak pemberani yang memb…
"Kau bukan Pukat si anak yang pintar..........kau lebih dari itu, kau Pukat si anak yang genius." Buku ini tentang Pukat, si anak paling pintar dalam keluarga, masa kecilnya dipenuhi petualangan s…
Kenapa Bapak dan Mamak sejak kecil selalu bilang, "Kau Spesial, Burlian?" Itu cara terbaik bagi Bapak dan Mamak untuk menumbuhkan percaya diri dan kayakinan yang menjadi pegangan penting setiap kal…