Text
Laut Pasang 1994 2
Perihal kematian hanya Tuhan yang tahu. Namun, jika kehilangan karena kematian terus-menerus dihadapkan. Siapa yang berani berteriak 'ikhlas?
Gelombang tsunami merenggut lima raga tanpa permisi, berpura pura berterima atas kehilangan adalah hal yang harus Bapak, Khalid, dan Dewangga jalani. Hingga suatu waktu datang sebuah surat yang membuat Bapak sadar jika raga yang hilang yaitu Apta masih hidup.
Banyak emosi menyeruak atas tragedi yang terjadi, tetapi tidak ada satupun manusia yang tahu jika Apta selalu berkelahi dengan pikirannya sendiri.
Raganya memang belum mati namun di kepalanya hanya ada dua pilihan tetap tinggal atau kembali.
"Bu, Apta mau pulang…"
3006 | 899.221 3 LIL l | My Library | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2025-04-17) |
3007 | 899.221 3 LIL l | My Library | Sedang Dipinjam (Jatuh tempo pada2025-03-25) |
Judul | Edisi | Bahasa |
---|---|---|
Laut sebelum Pasang | Cet. 1 | id |
Laut Pasang 1994 | Cet. 7 | id |
Laut Pasang 1994 | Cet. 7 | id |